Karate
adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang.
Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa.
Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti
“Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu
sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa
(Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar
lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua
kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang
kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan
kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut
Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang
dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
- Shotokan
- Goju-Ryu
- Shito-Ryu
- Wado-Ryu
Keempat
aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam
pembentukan JKF dan WKF.
Namun
gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja.
Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara
di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak
termasuk dalam "4 besar WKF".
Di
negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah
JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu
dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula
ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate
tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan
Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran
Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan
dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
- Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
- Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
- Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada
zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah
raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik
tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk
pertandingan olah raga.
Teknik Karate
Teknik
Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus)
dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan
senjata
seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).
- Kihon
Kihon
, Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai
Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan
Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk
putih)
dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam,
siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.
- Kata
Kata
secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya
merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung
pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan
pernapasan yang berbeda.
Dalam
Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan
dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap
aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai
contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di
aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga
berbeda.
- Kumite
Kumite
secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh
murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo
yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum
melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go
hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal
dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk
aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah
mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga
pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk
aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin,
praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip.
Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat
tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk
aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate
dan Jujutsu,
maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang
dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu
Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk
jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.
Pertandingan Karate
Pertandingan
karate dibagi atas dua jenis yaitu :
- Kumite (perkelahian) putera dan puteri
- Kata (jurus) putera dan puteri
Kumite
Kumite
dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan
dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera).
Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak
kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara.
Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak
perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada
waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami
nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan
agresif sebagai pemenang.
Kata
Pada
pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik
untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam
peraturan pertandingan.
Para
peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak
selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.
Pertandingan
dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu
dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta
diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih
prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut
standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang
berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and
Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
- Shotokan : Kankudai dan Jion.
- Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
- Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
- Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka
dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan
WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh
perguruan 4 besar di atas.
SUMPAH
KARATE :
1.
HITOTSU: JINKAKU KANSEI NI TSUTOMORU KOTO
Sanggup memelihara kepribadian
2.
HITOTSU: MAKOTO NO MICHI O MAMORU KOTO
Sanggup patuh pada kejujuran
3. HITOTSU: DORYOKU NO SEISHIN O YASHINAU KOTO
Sanggup mempertinggi prestasi
4. HITOTSU: REIGI O OMONZURU KOTO
Sanggup menjaga sopan santun
5. HITOTSU: KEKKI NO YU O IMASHIMURU KOTO
Sanggup menguasai diri
ALIRAN
KARATE
Seperti
telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari
aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun
ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam
"4 besar JKF" adalah sebagai berikut:
1. SHOTOKAN
Shoto
adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan
- sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi
merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan
merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa
yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu,
yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang
rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung
linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan
tangkisan dengan lawan. Beberapa kelompok Shotokan telah memperkenalkan kata
dari gaya lain ke dalam pelatihan mereka. Silabus Kata Shotokan asli
diperkenalkan dalam buku Funakoshi Karate-do Kyohan, yang merupakan Teks
Master dari Shotokan karate. Dai Nihon Karate-do Shotokai adalah perwakilan
resmi dari Shotokan karate.
Silabus
kata jepang Shotokai adalah sama sebagaimana ditetapkan dalam "Karate-do
Kyohan" dan ketika JKA dibentuk, Nakayama meletakkan 27 kata sebagai
kata silabus untuk organisasi ini. Bahkan saat ini, ribuan dojo Shotokan hanya
berlatih 26 dari 27 kata. JKA Standar kata adalah: Taikyoku Shodan
(kadang-kadang disebut Kata Kihon Kihon atau Kata, saat ini sudah banyak tidak
diajarkan di sebagian besar dojo Shotokan).
Kata
Dalam Shotokan Dojo
- Heian Shodan
- Heian Nidan
- Heian Sandan
- Heian yondan
- Heian Godan
- Tekki Shodan
- Tekki Nidan
- Tekki Sandan
- Bassai dai
- Bassai Sho
- Jion
- EMPI
- Kanku dai
- Hangetsu
- Jitte
- Gankaku
- Nijūshiho
- Chinte
- Unsu
- Bassai Sho
- Kanku Sho
- Wankan
- Gojūshiho Sho
- Gojūshiho dai
- Jiin
- Mekyo
2. GOJU RYU
Goju
memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik
lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang
memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang
(setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh
Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi
aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun
Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam
pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas
pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan
dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima
pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat
circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
Goju-ryu
memiliki 12 kata inti dalam kurikulum standar: gekisai (dai ichi & dai ni),
saifa, seiyunchin, Seisan, saipai, shisochin, sanseiru, kururunfa, Sanchin,
Tensho, dan suparenpai. Siswa di sekolah wajib mengetahui mengetahui
semua kata ini sebelum mencapai Sandan.
Morio Higaonna sensei menulis bahwa "Karate diawali dan diakhiri dengan kata Kata adalah inti dan dasar karate dan. Itu merupakan akumulasi dari lebih dari 1000 tahun pengetahuan. Dibentuk oleh banyak master sepanjang zaman melalui pelatihan khusus dan penelitian, kata adalah seperti peta untuk membimbing kita, dan dengan demikian tidak boleh diubah atau dirusak "
Morio Higaonna sensei menulis bahwa "Karate diawali dan diakhiri dengan kata Kata adalah inti dan dasar karate dan. Itu merupakan akumulasi dari lebih dari 1000 tahun pengetahuan. Dibentuk oleh banyak master sepanjang zaman melalui pelatihan khusus dan penelitian, kata adalah seperti peta untuk membimbing kita, dan dengan demikian tidak boleh diubah atau dirusak "
Kihongata
Kihongata berarti "kata dasar-dasar." Di Goju-ryu, Sanchin kata adalah dasar untuk semua kata Goju lainnya karena mengajarkan gerakan dasar, teknik dasar, pembangkit listrik dan teknik pernapasan dari qigong. Ini juga merupakan dasar dari kondisi tubuh. Semakin karateka yang mempraktikkan kata, semakin Heishugata nya akan berubah. Variasi pertama Sanchin-kata (Sanchin kata dai-ichi) berfungsi sebagai Kihongata. Lihat lebih lanjut tentang Sanchin kata di bawah ini.
Kihongata berarti "kata dasar-dasar." Di Goju-ryu, Sanchin kata adalah dasar untuk semua kata Goju lainnya karena mengajarkan gerakan dasar, teknik dasar, pembangkit listrik dan teknik pernapasan dari qigong. Ini juga merupakan dasar dari kondisi tubuh. Semakin karateka yang mempraktikkan kata, semakin Heishugata nya akan berubah. Variasi pertama Sanchin-kata (Sanchin kata dai-ichi) berfungsi sebagai Kihongata. Lihat lebih lanjut tentang Sanchin kata di bawah ini.
Gekisai
Gekisai berarti "menyerang dan menghancurkan". Kata ini diciptakan sekitar tahun 1940 oleh Chojun Miyagi dan Nagamine Shoshin sebagai kata pemula ', untuk memperkenalkan bentuk-bentuk dasar karate (kihon) untuk siswa sekolah menengah di Okinawa, untuk membantu mewujudkan standardisasi karate, dan untuk mengajarkan satu set dasar teknik untuk membela diri Gekisai kata sangat dipengaruhi oleh tehnik Shuri-te dari Guru Miyagi belajar dari Anko Itosu Guru. Siswa pertama-tama belajar gekisai dai ichi dan kemudian gekisai dai ni. Perbedaan utama antara dai ichi dan dai ni adalah bahwa dai ni memperkenalkan teknik tangan terbuka dan sikap baru. Hal ini di gekesai dai ni bahwa siswa diperkenalkan dengan sikap ashi neko Dachi, dan blok roda (Tomai Uke).
Gekisai berarti "menyerang dan menghancurkan". Kata ini diciptakan sekitar tahun 1940 oleh Chojun Miyagi dan Nagamine Shoshin sebagai kata pemula ', untuk memperkenalkan bentuk-bentuk dasar karate (kihon) untuk siswa sekolah menengah di Okinawa, untuk membantu mewujudkan standardisasi karate, dan untuk mengajarkan satu set dasar teknik untuk membela diri Gekisai kata sangat dipengaruhi oleh tehnik Shuri-te dari Guru Miyagi belajar dari Anko Itosu Guru. Siswa pertama-tama belajar gekisai dai ichi dan kemudian gekisai dai ni. Perbedaan utama antara dai ichi dan dai ni adalah bahwa dai ni memperkenalkan teknik tangan terbuka dan sikap baru. Hal ini di gekesai dai ni bahwa siswa diperkenalkan dengan sikap ashi neko Dachi, dan blok roda (Tomai Uke).
Saifa
Saifa berarti "smash dan air mata" Saifa memiliki asal-usul dari Cina, dan dibawa ke Okinawa oleh Higashionna.. Berisi gerakan cepat mencambuk, hammerfists, dan kembali serangan tinju, dan sangat menekankan pergerakan off-line dari kekuatan utama lawan, sekaligus menutup jarak dan menghancurkani mereka Ini biasanya kata pertama Goju-ryu
Sanchin
Sanchin berarti "tiga pertempuran". Kata ini adalah semacam meditasi bergerak, yang tujuannya adalah untuk menyatukan pikiran, tubuh dan jiwa. Teknik-teknik yang dilakukan sangat lambat sehingga gerakan mahasiswa master yang tepat, pernapasan, sikap / postur, kekuatan internal, dan stabilitas dari kedua pikiran dan tubuh Sanchin adalah dasar untuk semua kata lainnya, dan umumnya dianggap sebagai kata yang paling penting untuk dikuasai. Ketika siswa baru.
Tenso
Tensho berarti "tangan revolving" Seperti Sanchin, Tensho adalah bentuk meditasi bergerak, Tensho menggabungkan ketegangan dinamis dengan lembut gerakan tangan, dan berkonsentrasi kekuatan di tanden Tensho dapat dianggap sebagai ju (lembut) counterpart dari Sanchin itu (keras)
Tensho berarti "tangan revolving" Seperti Sanchin, Tensho adalah bentuk meditasi bergerak, Tensho menggabungkan ketegangan dinamis dengan lembut gerakan tangan, dan berkonsentrasi kekuatan di tanden Tensho dapat dianggap sebagai ju (lembut) counterpart dari Sanchin itu (keras)
Kaishugata
Kaishugata berarti "kata dengan tangan terbuka." Ini lebih maju daripada Heishugata. Kaishugata berfungsi sebagai "aplikasi tempur referensi" kata dan terbuka untuk interpretasi yang luas (Bunkai) dari tujuan gerakannya 'maka disebut , "tangan terbuka").
Kaishugata berarti "kata dengan tangan terbuka." Ini lebih maju daripada Heishugata. Kaishugata berfungsi sebagai "aplikasi tempur referensi" kata dan terbuka untuk interpretasi yang luas (Bunkai) dari tujuan gerakannya 'maka disebut , "tangan terbuka").
KATA DALAM GOJU RYU
- Seiunchin
- Shisōchin
- Sanseirū
- Seipai
- Kururunfā
- Seisan
- Supārinpei
3.
SHITO RYU
Aliran
Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA
yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak
dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta
bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju
memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal,
maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
SEJARAH SINGKAT
Shito
di perkenalkan oleh Kenwa Mabuni (Mabuni Kenwa ) lahir di Shuri, Okinawa pada
tahun 1889. Mabuni adalah keturunan generasi ke-17 dari prajurit yang terkenal
Oni Ufugusuku Kenyu. Mungkin karena kondisi lemah, ia mulai
berlatih di dojo Shuri-te Pada usia 13 , di bawah bimbingan dari Itosu
Anko legendaris Itosu Anko?) (1.831-1.915). Dia dilatih dengan tekun selama
beberapa tahun, belajar banyak kata dari guru besar ini. Itosu yang pertama
kali mengembangkan kata Pinan, yang paling mungkin berasal dari bentuk
"Kusanku".
Salah satu teman dekatnya, Chojun Miyagi (Miyagi Chojun?) (Co-pendiri Goju-ryu Karate) memperkenalkan Mabuni Kanryo Higaonna (Higaonna Kanryo?). Mabuni mulai belajar Naha-te Sementara itu Itosu dan Higaonna mengajarkan "keras-lembut" gaya Okinawa "Te", metode dan penekanan yang cukup berbeda: silabus Itosu termasuk teknik lurus dan kuat seperti yang dicontohkan dalam kata Naihanchi dan Bassai, silabus Higaonna menekankan gerakan melingkar dan metode pertempuran pendek seperti yang terlihat dalam Seipai kata dan Kururunfa. Shito-ryu berfokus pada kedua teknik keras dan lunak sampai hari ini.
Salah satu teman dekatnya, Chojun Miyagi (Miyagi Chojun?) (Co-pendiri Goju-ryu Karate) memperkenalkan Mabuni Kanryo Higaonna (Higaonna Kanryo?). Mabuni mulai belajar Naha-te Sementara itu Itosu dan Higaonna mengajarkan "keras-lembut" gaya Okinawa "Te", metode dan penekanan yang cukup berbeda: silabus Itosu termasuk teknik lurus dan kuat seperti yang dicontohkan dalam kata Naihanchi dan Bassai, silabus Higaonna menekankan gerakan melingkar dan metode pertempuran pendek seperti yang terlihat dalam Seipai kata dan Kururunfa. Shito-ryu berfokus pada kedua teknik keras dan lunak sampai hari ini.
KATA DASAR
- Junino Kata
- Daichi Dosa
- Daini Dosa
- Daisan Dosa
- Daiyon Dosa
- Heien Nidan
- Heian Shodan
- Heian Sandan
- Sanchin
- Heien Yondan
- Myoju
- Heian Godan
- Aoyagi
- Juroku
- Naifanchi Shodan
- Tensho
KATA LANJUTAN/ DAN
- Bassai dai
- Seienchin
- Seipai
- Shiho Kosokun
- Chintei
- Soochin
- Chinto
- Sanseiru
- Tomari no Wanshu
- Annan
- Shisoochin
- Unsu
- Kururunfa
- Tomari no Bassai
- Paiku
- Gojushiho
- Heiku
- Nipaipo
- Haffa
- Hakkaku
- Suparimpei
- Chatanyara no Kushanku
4. WADO
RYU
Wado-ryu
adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo
Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang
memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain
mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan
lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan
prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak
menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan
kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki
untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para
praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan
bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
SEJARAH SINGKAT
Aliran
ini diciptakan oleh Hironori Otsuka pada tahun 1934.
Ia menggabungkan teknik dari seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu
dengan seni beladiri Okinawan Karate yang dipelajarinya dari Funakoshi (pendiri
Shotokan Karate), Kenwa Mabuni (pendiri Shito-ryu Karate) dan Choki Motobu
(tokoh Okinawan Kenpo).
Atas
jasa-jasa beliau dalam memopulerkan Karate dan Jujutsu, Hironori Otsuka diberi
penghargaan oleh Kaisar Jepang pada tahun 1970-an,
dan sebelum wafatnya pada tahun 1982, beliau dianugerahi gelar "Meijin
Judan" (manusia bijaksana, DAN-10) oleh keluarga kaisar. Sepeninggal
beliau, organisasi Wado-ryu terpecah menjadi tiga yaitu Wado-ryu Renmei yang
dipimpin oleh Jiro Otsuka, Wado Kokusai Renmei yang dipimpin oleh Tatsuo
Suzuki, dan JKF-Wadokai yang dipimpin oleh alm. Eichi Eriguchi.
Wado-ryu
selain dikenal sebuah aliran karate juga dikenal sebagai aliran jujitsu,
karena di dalam syllabus Wado-ryu juga diajarkan jujitsu dari aliran Shindo
Yoshin-ryu seperti disebutkan di atas. Ciri khas Wado-ryu adalah memiliki KATA
berpasangan seperti yang dimiliki oleh jujutsu, untuk melengkapi KATA sendirian
seperti yang lazim dimiliki oleh sebuah aliran karate.
Adapun
KATA yang dimainkan di dalam aliran Wado-ryu adalah:
- Pinan 1-5, Naihanchi,
- Seishan,
- Chinto,
- Kushanku,
- Bassai,
- Rohai,
- Niseishi,
- Jion,
- Jitte.
- Gojushiho,
- Matsumura Rohai,
- Suparimpei
- Unsu, namun belum secara resmi diterima oleh semua perguruan Wado. Sedangkan KATA berpasangan yang diadopsi dari Jujutsu adalah:
- Idori no Kata, Gyakunage no Kata,
- Fujin Goshinjutsu,
- Yakusoku Kihon Kumitegata,
- Tantodori dan
- Shinken Shirahadori.
- Beberapa perguruan Wado juga menerapkan Ohyo Kumite dan Goshin Jutsu Ohyo, yaitu aplikasi dan variasi teknik-teknik Wado-ryu Karate dan Jujutsu untuk situasi beladiri.
Wado-ryu
masuk ke Indonesia pada tahun 1968,
dibawa oleh Ir. Chaerul.A. Taman M.Eng, sekarang menjabat sebagai Guru Besar
dari Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) dengan gelar Nanadan-Renshi
(setingkat Professor Madya, DAN-7) dari markas besar JKF-Wadokai di Jepang.
Ia ikut mendirikan FORKI pada tahun 1972, dan juga tercatat sebagai pendiri,
guru besar dan ketua penasehat Goshinbudo Jujutsu Indonesia Club (GBI) ,
salah satu organisasi Jujutsu di Indonesia. Beberapa Karateka
hasil bimbingan WADOKAI telah menyumbangkan prestasinya untuk bangsa Indonesia,
antara lain Tommy Firman juara WUKO dan Hasan Basri juara Asian Games.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar