Sekretariat

Sekretariat : Jl. PMD No. 47 RT. 005/006 Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Telp. 0217235926 Hp. 081297358069

Senin, 05 Januari 2015

BEBERAPA PERGURUAN KARATE



Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
  1. Shotokan
  2. Goju-Ryu
  3. Shito-Ryu
  4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
  1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
  2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
  3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.

Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).
  • Kihon
Kihon , Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.
  • Kata
Kata  secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.
  • Kumite
Kumite  secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
 Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.

Pertandingan Karate
Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :
  1. Kumite (perkelahian) putera dan puteri
  2. Kata (jurus) putera dan puteri
 Kumite
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
 Kata
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan.
Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
  • Shotokan : Kankudai dan Jion.
  • Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
  • Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
  • Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.



SUMPAH KARATE :

1.  HITOTSU: JINKAKU KANSEI NI TSUTOMORU KOTO
    Sanggup memelihara kepribadian
2. HITOTSU: MAKOTO NO MICHI O MAMORU KOTO
    Sanggup patuh pada kejujuran

3. HITOTSU: DORYOKU NO SEISHIN O YASHINAU KOTO
    Sanggup mempertinggi prestasi

4. HITOTSU: REIGI O OMONZURU KOTO
    Sanggup menjaga sopan santun

5. HITOTSU: KEKKI NO YU O IMASHIMURU KOTO
    Sanggup menguasai diri

ALIRAN KARATE
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:


 1. SHOTOKAN
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan. Beberapa kelompok Shotokan telah memperkenalkan kata dari gaya lain ke dalam pelatihan mereka. Silabus Kata Shotokan asli  diperkenalkan dalam buku Funakoshi Karate-do Kyohan, yang merupakan Teks Master dari Shotokan karate. Dai Nihon Karate-do Shotokai adalah perwakilan resmi dari Shotokan karate.
Silabus kata jepang Shotokai adalah sama sebagaimana ditetapkan dalam "Karate-do Kyohan"  dan ketika JKA dibentuk, Nakayama meletakkan 27 kata sebagai kata silabus untuk organisasi ini. Bahkan saat ini, ribuan dojo Shotokan hanya berlatih 26 dari 27 kata.  JKA Standar kata adalah: Taikyoku Shodan (kadang-kadang disebut Kata Kihon Kihon atau Kata, saat ini sudah banyak tidak diajarkan  di sebagian besar dojo Shotokan).
Kata Dalam Shotokan Dojo
  1. Heian Shodan   
  2. Heian Nidan 
  3. Heian Sandan 
  4. Heian yondan 
  5. Heian Godan
  6.  Tekki Shodan  
  7.  Tekki Nidan
  8.  Tekki Sandan
  9.   Bassai dai
  1. Bassai Sho
  2. Jion 
  3. EMPI  
  4. Kanku dai 
  5. Hangetsu
  6. Jitte 
  7. Gankaku 
  8. Nijūshiho 
  9. Chinte
  10. Unsu
  11. Bassai Sho   
  12. Kanku Sho 
  13. Wankan    
  14. Gojūshiho Sho   
  15. Gojūshiho dai  
  16. Jiin
  17. Mekyo


2. GOJU RYU  

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
Goju-ryu memiliki 12 kata inti dalam kurikulum standar: gekisai (dai ichi & dai ni), saifa, seiyunchin, Seisan, saipai, shisochin, sanseiru, kururunfa, Sanchin, Tensho, dan suparenpai. Siswa di sekolah  wajib mengetahui mengetahui semua kata ini sebelum mencapai Sandan.
Morio Higaonna sensei menulis bahwa "Karate diawali dan diakhiri dengan kata Kata adalah inti dan dasar karate dan. Itu merupakan akumulasi dari lebih dari 1000 tahun pengetahuan. Dibentuk oleh banyak master  sepanjang zaman melalui pelatihan khusus dan penelitian, kata adalah seperti peta untuk membimbing kita, dan dengan demikian tidak boleh diubah atau dirusak " 
Kihongata
Kihongata berarti "kata dasar-dasar." Di Goju-ryu, Sanchin kata adalah dasar untuk semua kata Goju lainnya karena mengajarkan gerakan dasar, teknik dasar, pembangkit listrik dan teknik pernapasan dari qigong. Ini juga merupakan dasar dari kondisi tubuh. Semakin karateka yang mempraktikkan kata, semakin Heishugata nya akan berubah. Variasi pertama Sanchin-kata (Sanchin kata dai-ichi) berfungsi sebagai Kihongata. Lihat lebih lanjut tentang Sanchin kata di bawah ini.
Gekisai
Gekisai berarti "menyerang dan menghancurkan". Kata ini diciptakan sekitar tahun 1940 oleh Chojun Miyagi dan Nagamine Shoshin sebagai kata pemula ', untuk memperkenalkan bentuk-bentuk dasar karate (kihon) untuk siswa sekolah menengah di Okinawa, untuk membantu mewujudkan standardisasi karate, dan untuk mengajarkan satu set dasar teknik untuk membela diri Gekisai kata sangat dipengaruhi oleh tehnik Shuri-te  dari Guru Miyagi belajar dari Anko Itosu Guru. Siswa pertama-tama belajar gekisai dai ichi dan kemudian gekisai dai ni. Perbedaan utama antara dai ichi dan dai ni adalah bahwa dai ni memperkenalkan teknik tangan terbuka dan sikap baru. Hal ini di gekesai dai ni bahwa siswa diperkenalkan dengan sikap ashi neko Dachi, dan blok roda (Tomai Uke).

Saifa
Saifa  berarti "smash dan air mata"  Saifa memiliki asal-usul dari Cina, dan dibawa ke Okinawa oleh Higashionna.. Berisi gerakan cepat mencambuk, hammerfists, dan kembali serangan tinju, dan sangat menekankan pergerakan off-line dari kekuatan utama lawan, sekaligus menutup jarak dan menghancurkani mereka Ini biasanya kata pertama Goju-ryu 

Sanchin
Sanchin berarti "tiga pertempuran". Kata ini adalah semacam meditasi bergerak, yang tujuannya adalah untuk menyatukan pikiran, tubuh dan jiwa. Teknik-teknik yang dilakukan sangat lambat sehingga gerakan mahasiswa master yang tepat, pernapasan, sikap / postur, kekuatan internal, dan stabilitas dari kedua pikiran dan tubuh Sanchin adalah dasar untuk semua kata lainnya, dan umumnya dianggap sebagai kata yang paling penting untuk dikuasai. Ketika siswa baru.

Tenso
Tensho  berarti "tangan revolving" Seperti Sanchin, Tensho adalah bentuk meditasi bergerak, Tensho menggabungkan  ketegangan dinamis dengan lembut gerakan tangan, dan berkonsentrasi kekuatan di tanden Tensho dapat dianggap sebagai ju (lembut) counterpart dari Sanchin itu (keras)

Kaishugata
Kaishugata berarti "kata dengan tangan terbuka." Ini lebih maju daripada Heishugata. Kaishugata berfungsi sebagai "aplikasi tempur referensi" kata dan terbuka untuk interpretasi yang luas (Bunkai) dari tujuan gerakannya 'maka disebut , "tangan terbuka").
 KATA DALAM GOJU RYU
  1. Seiunchin
  2. Shisōchin 
  3. Sanseirū 
  4. Seipai 
  5. Kururunfā 
  6. Seisan 
  7. Supārinpei 
 
3. SHITO RYU
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
 SEJARAH SINGKAT
Shito di perkenalkan oleh Kenwa Mabuni (Mabuni Kenwa ) lahir di Shuri, Okinawa pada tahun 1889. Mabuni adalah keturunan generasi ke-17 dari prajurit yang terkenal Oni Ufugusuku Kenyu. Mungkin karena kondisi  lemah, ia mulai berlatih  di dojo Shuri-te Pada usia 13 , di bawah bimbingan dari Itosu Anko legendaris Itosu Anko?) (1.831-1.915). Dia dilatih dengan tekun selama beberapa tahun, belajar banyak kata dari guru besar ini. Itosu yang pertama kali mengembangkan kata Pinan, yang paling mungkin berasal dari bentuk "Kusanku".
Salah satu teman dekatnya, Chojun Miyagi (Miyagi Chojun?) (Co-pendiri Goju-ryu Karate) memperkenalkan Mabuni  Kanryo Higaonna (Higaonna Kanryo?). Mabuni mulai belajar Naha-te  Sementara itu  Itosu dan Higaonna mengajarkan "keras-lembut" gaya Okinawa "Te", metode dan penekanan yang cukup berbeda: silabus Itosu termasuk teknik lurus dan kuat seperti yang dicontohkan dalam kata Naihanchi dan Bassai, silabus Higaonna menekankan gerakan melingkar dan metode pertempuran pendek seperti yang terlihat dalam Seipai kata dan Kururunfa. Shito-ryu berfokus pada kedua teknik keras dan lunak sampai hari ini.
 KATA DASAR
  • Junino Kata
  • Daichi Dosa
  • Daini Dosa
  • Daisan Dosa
  • Daiyon Dosa
  • Heien Nidan
  • Heian Shodan
  • Heian Sandan
  • Sanchin
  • Heien Yondan
  • Myoju
  • Heian Godan
  • Aoyagi
  • Juroku
  • Naifanchi Shodan
  • Tensho
 KATA LANJUTAN/ DAN
  • Bassai dai
  • Seienchin
  • Seipai
  • Shiho Kosokun
  • Chintei
  • Soochin
  • Chinto
  • Sanseiru
  • Tomari no Wanshu
  • Annan
  • Shisoochin
  • Unsu
  • Kururunfa
  • Tomari no Bassai
  • Paiku
  • Gojushiho
  • Heiku
  • Nipaipo
  • Haffa
  • Hakkaku
  • Suparimpei
  • Chatanyara no Kushanku

4. WADO RYU
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
 SEJARAH SINGKAT
Aliran ini diciptakan oleh Hironori Otsuka pada tahun 1934. Ia menggabungkan teknik dari seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu dengan seni beladiri Okinawan Karate yang dipelajarinya dari Funakoshi (pendiri Shotokan Karate), Kenwa Mabuni (pendiri Shito-ryu Karate) dan Choki Motobu (tokoh Okinawan Kenpo).
Atas jasa-jasa beliau dalam memopulerkan Karate dan Jujutsu, Hironori Otsuka diberi penghargaan oleh Kaisar Jepang pada tahun 1970-an, dan sebelum wafatnya pada tahun 1982, beliau dianugerahi gelar "Meijin Judan" (manusia bijaksana, DAN-10) oleh keluarga kaisar. Sepeninggal beliau, organisasi Wado-ryu terpecah menjadi tiga yaitu Wado-ryu Renmei yang dipimpin oleh Jiro Otsuka, Wado Kokusai Renmei yang dipimpin oleh Tatsuo Suzuki, dan JKF-Wadokai yang dipimpin oleh alm. Eichi Eriguchi.
Wado-ryu selain dikenal sebuah aliran karate juga dikenal sebagai aliran jujitsu, karena di dalam syllabus Wado-ryu juga diajarkan jujitsu dari aliran Shindo Yoshin-ryu seperti disebutkan di atas. Ciri khas Wado-ryu adalah memiliki KATA berpasangan seperti yang dimiliki oleh jujutsu, untuk melengkapi KATA sendirian seperti yang lazim dimiliki oleh sebuah aliran karate.
 
Adapun KATA yang dimainkan di dalam aliran Wado-ryu adalah:
  • Pinan 1-5, Naihanchi,
  • Seishan,
  • Chinto,
  • Kushanku,
  • Bassai,
  • Rohai,
  • Niseishi,
  • Jion,
  • Jitte. 
  • Gojushiho,
  • Matsumura Rohai,
  • Suparimpei
  • Unsu, namun belum secara resmi diterima oleh semua perguruan Wado. Sedangkan KATA berpasangan yang diadopsi dari Jujutsu adalah:
  • Idori no Kata, Gyakunage no Kata,
  • Fujin Goshinjutsu,
  • Yakusoku Kihon Kumitegata,
  • Tantodori dan
  • Shinken Shirahadori.
  • Beberapa perguruan Wado juga menerapkan Ohyo Kumite dan Goshin Jutsu Ohyo, yaitu aplikasi dan variasi teknik-teknik Wado-ryu Karate dan Jujutsu untuk situasi beladiri.
 Wado-ryu masuk ke Indonesia pada tahun 1968, dibawa oleh Ir. Chaerul.A. Taman M.Eng, sekarang menjabat sebagai Guru Besar dari Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) dengan gelar Nanadan-Renshi (setingkat Professor Madya, DAN-7) dari markas besar JKF-Wadokai di Jepang. Ia ikut mendirikan FORKI pada tahun 1972, dan juga tercatat sebagai pendiri, guru besar dan ketua penasehat Goshinbudo Jujutsu Indonesia Club (GBI) , salah satu organisasi Jujutsu di Indonesia. Beberapa Karateka hasil bimbingan WADOKAI telah menyumbangkan prestasinya untuk bangsa Indonesia, antara lain Tommy Firman juara WUKO dan Hasan Basri juara Asian Games.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar